Segenap Karyawan Bandung Reklame ( SAB Group ) , Mengucapkan :
Gong Xi Fa Chai 2565, Selamat Hari Raya Imlek 2014
Wish You All The Best, Good Healt & Succes Always
**Signboard Advertising Bandung**
SEKILAS TENTANG IMLEK DI INDONESIA
Bagi orang orang turunan China zaman dahulu di era Orde Baru
yang hidup di Indonesia, sepertinya mempunyai kepuasan tersendiri, karena
mereka bisa membandingkan kondisi zaman Orde Baru dengan Zaman sekarang
Repormasi dikala mendekati Perayaan Hari Raya Imlek (Gong Xi Patcai ).Ramainya
pernak pernik Imlek yang di jual seperti lampion, bunga Meihua, Angpao yang
dipajang disepanjang pertokoan maupun di mall di kota kota besar terlihat
megah.
Tahun 1965-an dimasa Orde Baru hingga di penghujung tahun
1980-an menjelang masuknya zaman repormasi, perayaan Imlek tidak semeriah dan
seramai sekarang ini. Dijaman Orde Baru perayaan Imlek hanya di rayakan
keluarga turunan China yang ada di Indonesia layaknya seperti terbatas dan
setengah tertutup. Perayaan Imlek zaman itu tidak di meriahkan dengan Barongsai
, tidak ada kembang api, atau lampion dan hiasan pernak pernik Imlek terpasang
dirumah rumah maupun di pertokoan dan mall-mall dikota besar.
Sekololahpun tidak diliburkan, meskipun disekolah itu ada
anak anak turunan China yang menuntut Ilmu disekolah itu. Hanya ada kebijakan
sekolah khusus bagi siswa yang akan merayakan Imlek mereka di beri izin untuk
libur selama tiga hari. Begitu juga dengan perkantoran pemerintah maupun swasta
juga tidak mencantumkan hari libur pada saat perayaan Imlek. Termasuk
perusahaan perusahaan, juga tidak meliburkan kariyawannya. Hanya memberi izin
untuk libur tiga hari bagi kariyawannya yang kebetulan turunan etnis China yang
akam merayakan Imlek.
Begitulah suasananya perayaan Imlek di jamannya Orde Baru.
Ketatnya peraturan pemerintah yang di terapkan pada zaman itu membuat perayaan
Imlek menjadi agak tertutup. Perayaan Imlek dirayakan hanya sebatas di
lingkungan keluarga dari rumah kerumah saling datang mendatangi. Kemudian
melakukan ritual Imlek di vihara. Setelah itu tiga hari berlalu bagi mereka
yang sekolah kembali kebangku sekolah dan bagi mereka yang bekerja di
perkantoran dan perusahaan kembali beraktifitas. Sepertinya Imlek di lalui
tanpa kesan. Begitulah dari tahun ketahun dimasa Orde Baru.
Sekarang di zaman repormasi, perayaan Tahun Baru imlek di
rayakan dengan cukup meriah bagi kalangan etnis China di Indonesia. Perayaan
Imlek sekarang dapat di rayakan dimana saja dengan secara bebas. Imlek sekarang
tidak lagi membatasi warga turunan China untuk merayakannya. Makanya perayaan
Imlek sakarang di isi dengan berbagai acara, mulai dari acara kecil kecilan
dipedesaan, sampai acara besar dan meriah di kota kota besar yang ada di
Indonesia. Ada artis yang di datangkan dari luar negeri, ada Barongsai keliling
yang di arak sepanjang jalanan, ada petasan dan kembang api yang menghiasi
udara di malam Imlek. Bahkan Pemerintah menjadikan Tahun baru Imlek sebagai
hari libur nasional.
Sekolah perkantoran dan perusahaan perusahaan, Negeri maupun
sewasta, tidak lagi memberikan kebijaksanaan sendiri sendiri bagi siswa,
pegawai dan kariyawan untuk libur pada hari Raya Imlek. Tapi melainkan sudah
diatur oleh pemerintah dengan menjadikan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur
Nasional.
Adanya kebebasan yang di berikan oleh Pemerintah bagi ummat
yang merayakan Tahun Baru Imlek, tidak lagi menjadi diskriminasi bagi kaum
minoritas yang tinggal di Indonesia untuk menjalankan ibadah agamanya.
Persamaan hak hak bagi setiap rakyat di negeri ini tidak lagi membelenggu
setiap ummat yang minoritas melaksanakan kemeriahan acara acara agamanya.
Perayaan Imlek sekarang sudah sama dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri
(lebaran) bagi Ummat yang beragama Islam, Natal dan Tahun Baru bagi ummat yang
beragama Kristiani.
Kalau menjelang Lebaran, Natal dan Tahun Baru, ada istilah
Mudik (pulang kampung) dan pada saat ini warga etnis turunan China juga
melakukan hal yang sama pada saat perayaan Tahun Baru imlek. Mereka sudah tidak
takut lagi untuk pulang kampung secara berbondong bondong. Perusahaan
transportasi, dan Pemerintah juga sibuk menyiapkan alat transportasi seperti
kenderaan umum, bus, kereta api, pesawat udara dan laut juga di siapkan untuk
mengantisipiasi lonjakan mudik disaat menjelang datangnya perayaan tahun baru
Imlek dan sesudahnya. Pendek kata perayaan Tahun Baru Imlek itu sudah sama
kebebasannya dengan perayaan lebaran , Natal dan Tahun Baru.
Yang Tidak berobah :
Walaupun perayaan Tahun Baru Imlek banyak yang berobah dalam
merayakannya, namun dalam pelaksanaan ritualnya tetap tidak berobah. Tradisi
memberi dan menerima Angpao, kue keranjang (kue bakul) memakai baju baru,
sembayang divihara dan kunjung mengunjungi sanak saudara di mana yang muda
mengunjungi yang tua, dalam setiap perayaan Imlek dari dahulu dan sampai
sekarang tradisi itu tetap tidak berobah, dan sampai kapanpun tradisi ini tetap
akan mereka pertahankan.
Menurut teman penulis yang warga turunan etnis China
mengatakan, pemberian Angpao, kue keranjang hal ini sudah mentradisi dari
leluhur mereka. Baik sewaktu zaman dahulu kala di negeri Tirai Bambu maupun di
Indonesia. Tradisi memberi dan menerima ini sebenarnya bukan saja di lakukan
oleh ummat Budha yang sedang merayakan Tahun baru Imlek, tapi juga di lakukan
oleh ummat agama lain di Indonesia. Seperti ummat Islam ketika merayakan Idul
Fitri juga melakukan pemberian uang kepada anak anaknya serta sanak
sauadaranya.
Berbicara mengenai Angpao (amplop merah berisi uang) bagi
kaum Tiohoa mempunyai makna tersendiri. Angpao berwarna merah pertanda sukacita
atau kebahagiaan, sedangkan warna putih melambangkan dukacita. Berbagi Angpao
pada perayaan Tahun Baru Imlek menjadi symbol berbagai berkat dan rasa suka cita
kepada orang lain.
Angpao pada zaman dahulu tidak banyak ragam jenisnya, tidak
ada gambarnya, walaupun sebenarnya warna dan gambar tidak menjadi masalah, yang
penting adalah makna dari symbol berbagi yang ada pada tradisi pemberian Angpao
sekalipun bahwa isi Angpao itu tidak tergantung dari besar kecilnya uang yang
ada di dalam. Sekarang bentuk Angpao itu beragam warna dan gambar. Mulai dari
gambar hewan yang melambangkan Tahun baru Imlek yang di rayakan, sampai kepada
lambang percintaan bagi kaula muda. Dan harganya juga berpariasi.
Berbagi Angpao dalam perayaan Imlek bukan hanya kepada anak
anak, tapi juga kepada remaja dan orang tua atu yang lebih dituakan. Dan yang
uniknya sekalipun anaknya itu sudah berkeluarga, sang orang tua juga memberi
Angpao kepada anaknya dan menantunya serta cucu cucunya jika anaknya itu sudah
punya anak. Karena dalam tradisi leluhur warga turunan China pemberian Angpao
tersebut sebagai bekal kesuksesan yang di berikan untuk anak anaknya memasuki
tahun yang baru.
Selain saling memberi Angpao yang di lakukan setiap perayaan
Tahun Baru imlek, Angpao juga identic dengan buah jeruk. Banyaknya buah jeruk
di rumah juga merupakan tradisi dalam perayaan Imlek. Kulit jeruk yang
mendekati warna emas menjadi lambang keberuntungan. Sehingga berbagi jeruk
menjelang Imlek menjadi lambang berbagai keberuntungan ditahun yang baru.
Makna Imlek :
Hari Raya Imlek bagi warga Turunan China mempunyai makna
yang sacral. Sama seperti Idul Fitri bagi Ummat yang beragama Islam. Imlek di
jadikan sebagai perekat silaturahmi antara tetangga baik itu yang bukan
merayakannya maupun yang sedang merayakannya. Mempererat hubungan keluarga dan
sanak saudara. Karena pada hari pertama Imlek di gunakan untuk berkumpulnya
keluarga. Selain itu para orang tua dan yang dituakan pada hari pertama Imlek
akan tetap diam dirumah menunggu yang muda muda mengunjunginya. Setelah itu,
beberapa hari setelah Imlek dirayakan, barulah yang yang tua tua ini berpergian
mendatangi saudara kerabat dan handai tolan lainnya yang lebih tua dari dia.
Begitulah seterusnya sampai perayaan Imlek berakhir.
Perayaan Imlek biasanya dirayakan pada tanggal 15 bulan 1
pada penanggalan Imlek. Untuk Tahun ini di Indonesia perayaan Hari Raya imlek
dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2014. Suasana Imlek itu sudah mulai
terlihat sepuluh hari menjelang dilakasanakannya Perayaan Hari Raya Imlek itu.
Pernak pernik Imlek mulai terlihat menghiasi toko toko dan mall mall yang ada
di kota kota besar di Indonesia. Bahkan berbagai acara untuk menyambut datangnya
Tahun Baru Imlek itupun sudah mulai digelar dengan cukup meriah. Inilah bedanya
Imlek dijaman Orde Baru dengan zaman Reformasi. Imlek dizaman Reformasi cukup
meriah dan bebas dalam merayakannya. Sumber