Fajar 1 Syawal 1435 H / 2014 M sebentar lagi akan tiba.
Bersama-sama dengan ummat Islam semuanya dari segala arah dan penjuru dunia
dari sabang sampai merauke tak henti-hentinya mengumandangkan alunan suara
takbir, tasbih, tahmid dan tahlil.
Bahkan sebagaian masyarakat kita, pada malam hari raya Idul
Fitri dilakukan takbir keliling yang sudah menjadi budaya. Hal ini sesungguhnya
merupakan manifestasi kebahagiaan setelah berhasil memenangi ibadah puasa, atau
sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang
kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.
Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya : “Dan hendaklah
kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. ” Rasulullah SAW bersabda yang
artinya “Hiasilah hari rayamu dengan takbir.”
Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan
atas kebesaran dan keagungan Allah SWT. Kalimat tasbih kita tujukan untuk
mensucikan Allah dan segenap yang berhubungan dengan-Nya. Tidak lupa kalimat
tahmid sebagai puji syukur juga kita tujukan untuk Rahman dan Rahim-Nya yang
tidak pernah pilih kasih kepada seluruh hambanya. Sementara tahlil kita
lantunkan untuk memperkokoh keimanan kita bahwa Dia lah Dzat yang maha Esa dan
maha kuasa.
ESENSI MAKNA IDUL FITRI
Hari raya Idul Fitri adalah merupakan puncak dari
pelaksanaan ibadah puasa. Idul Fitri memiliki makna yang berkaitan erat dengan
tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa itu sendiri yaitu manusia yang
bertaqwa. Kata Id berdasar dari akar kata aada – yauudu yang artinya kembali
sedangkan fitri bisa berarti buka puasa untuk makan dan bisa berarti suci.
Adapun fitri yang berarti buka puasa berdasarkan akar kata ifthar (sighat
mashdar dari aftharo – yufthiru) dan berdasar hadis Rasulullah SAW yang artinya
: ”Dari Anas bin Malik: Tak sekali pun Nabi Muhammad SAW. Pergi (untuk shalat)
pada hari raya Idul Fitritanpa makan beberapa kurma sebelumnya." Dalam
Riwayat lain: "Nabi SAW. Makan kurma dalam jumlah ganjil." (HR
Bukhari).
Dengan demikian, makna Idul Fitri berdasarkan uraian diatas
adalah hari raya dimana umat Islam untuk kembali berbuka atau makan. Oleh
karena itulah salah satu sunah sebelum melaksanakan shalat Idul Fitria dalah
makan atau minum walaupun sedikit. Hal ini untuk menunjukkan bahwa hari raya
Idul Fitri 1 syawal itu waktunya berbuka dan haram untuk berpuasa.
Sedangkan kata Fitri yang berarti suci, bersih dari segala
dosa, kesalahan, kejelekan, keburukan berdasarkan dari akar kata
fathoro-yafthiru dan hadis Rasulullah SAW yang artinya “Barangsiapa yang
berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena
mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."
(Muttafaq ‘alayh). Barangsiapa yang shalat malam di bulan Ramadhan dengan
didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq ‘alayh) . Dari penjelasan ini dapat
disimpulkan pula bahwa Idul Fitri bisa berarti kembalinya kita kepada keadaan
suci, atau keterbebasan dari segala dosa dan noda sehingga berada dalam
kesucian (fitrah).
Jadi yang dimaksud dengan Idul Fitri dalam konteks ini
berarti kembali kepada asal kejadiannya yang suci dan mengikuti petunjuk Islam
yang benar. Bagi ummat Islam yang telah lulus melaksanakan Ibadah puasa di
Bulan Ramadhan akan diampuni dosanya sehingga menjadi suci kembali seperti bayi
yang baru dilahirkan dari kandungan Ibunya. Sebagaimana Sabda Nabi SAW yang
Artinya“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci.”
Dalam bahasa Jawa, hari raya Idul Fitri disebut juga dengan
istilah Lebaran. Lebaran mengandung maksud lebar-lebur-luber-labur. Lebar
artinya kita akan bisa lebaran dari kemaksiatan. Lebur artinya lebur dari dosa.
Luber artinya luber dari pahala, luber dari keberkahan, luber dari rahmat Allah
SWT. Labur artinya bersih sebab bagi orang yang benar-benar melaksanakan ibadah
puasa, maka hati kita akan dilabur menjadi putih bersih tanpa dosa,makanya
wajar klo mau lebaran rumah-rumah banyak yang di labur hal ini mengandung arti
pembersihan dhohir disamping pembersihan batin yang telah di lakukan.
Adapun terkait hidangan khas waktu lebaran yaitu ketupat,
dalam bahasa Jawa ketupat diartikan dengan ngaku lepat alias mengaku kesalahan,
bentuk segi empat dari ketupat mempunyai makna kiblat papat lima pancer yang
berarti empat arah mata angin dan satu pusat yaitu arah jalan hidup manusia. Ke
mana pun arah yang ingin ditempuh manusia hendaknya tidak akan lepas dari
pusatnya yaitu Allah SWT.
Oleh sebab itu ke mana pun manusia menuju, pasti akan
kembali kepada Allah. Rumitnya membuat anyaman ketupat dari janur mencerminkan
kesalahan manusia. Warna putih ketupat ketika dibelah melambangkan kebersihan
setelah bermaaf-maafan. Butiran beras yang dibungkus dalam janur merupakan
simbol kebersamaan dan kemakmuran. Janur yang ada di ketupat berasal dari kata
jaa-a al-nur bermakna telah datang cahaya atau janur adalah sejatine nur atau
cahaya. Dalam arti lebih luas berarti keadaan suci manusia setelah mendapatkan
pencerahan cahaya selama bulan Ramadan.
Adapun makna filosofis santen yang ada di masakan ketupat
adalah suwun pangapunten atau memohon maaf. Dengan demikian ketupat ini
hanyalah simbolisasi yang mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah
mohon ampun dari segala kesalahan hal ini merupakan makna filosofis dari warna
putih ketupat jika dibelah menjadi dua. Sedangkan, janur melambangkan manusia
yang telah mendapatkan sinar ilahiah atau cahaya spiritual/cahaya jiwa.
Anyaman-anyaman diharapkan memberikan penguatan satu sama lain antara jasmani
dan rohani.
Pemaknaan hari raya Idul Fitri hendaknya bersifat positif
seperti menjalin silaturrahmi sebagai sarana membebaskan diri dari dosa yang
bertautan antar sesama makhluk. Silaturahmi tidak hanya berbentuk pertemuan
formal seperti Halal bi Halal, namun juga bisa dengan cara menyambangi dari
rumah ke rumah, saling duduk bercengkerama, saling mengenalkan dan mengikat
kerabat. Apalagi sekarang permohonan maaf dan silaturahmi sudah tidak mengenal batas
dan waktu sebab bisa menggunakan jejaring media sosial seperti contoh lewat
sms, up date status, inbox di facebook, twiter, yahoo mesenger, skype dan
email.
Begitulah pentingnya silaturahmi sebagaimana Sabda
Rasulullah SAW yang artinya “Tidaklah dua orang muslim bertemu lalu berjabat
tangan melainkan keduanya akan diampuni (dosanya) sebelum mereka berpisah. (HR.Daud,Tirmidzi & Ibnu Majah) .
Kini kita dengan rasa suka cita dan senang karena kita
menyambut hari kemenagan disamping itu kita juga bercampur sedih, dan dengan
linangan air mata bahagia kita di tinggalkan bulan Ramadhan yang penuh berkah,
maghfiroh dan Rahmat Allah SWT. Banyak pelajaran dan hikmah, faidah dan
fadhilah yang kita dapatkan. Kini bulan Ramadhan telah berlalu, tapi satu hal
yang tidak boleh meninggalkan kita dan harus tetap bersama kita yaitu spirit
dan akhlakiyah puasa Ramadhan, sehingga 1 Syawal harus menjadi Imtidad lanjutan
Ramadhan dengan ibadah serta kesalehan sosial. Sebab Kata Syawal itu sendiri
artinya peningkatan. Inilah yang harus mengisi sebelas bulan ke depan dalam
perjalanan hidup kita.
HIKMAH IDUL FITRI
Seorang muslim yang kembali kepada fitrahnya ia akan memiliki
sikap yaitu Pertama, ia tetap istiqomah memegang agama tauhid yaitu islam, ia
tetap akan berkeyakinan bahwa Allah itu maha Esa dan hanya kepadanya kita
memohon. Kedua, dalam kehidupan sehari-hari ia akan selalu berbuat dan berkata
yang benar,walau kaana murron meskipun perkataan itu pahit. Ketiga, ia tetap
berlaku sebagai abid, yaitu hamba Allah yang selalu taat dan patuh kepada
perintah-Nya sebagai contoh kita harus menghormati kedua orang tua kita baik
orang tua kandung maupun mertua, jikalau sudah meninggal berziarahlah ketempat
makam mereka untuk mendoaakan agar dilapangkan kuburannya dan diampuni dosanya.
Mudah-mudahan berkat ibadah selama bulan Ramadhan yang
dilengkapi dengan menunaikan Zakat fitrah, Insya Allah kita termasuk
orang-orang yang kembali kepada fitrohnya, karena ibadah puasa Ramadhan
berfungsi sebagai tazkiyatun nafsi yaitu mensucikan jiwa dan Zakat fitrah
berfungsi sebagai tazkiyatul badan, yaitu mensucikan badan, maka setelah
selesai ibadah puasa dan menunaikan zakat,seorang muslim akan kembali kepada
fitrohnya yaitu suci jiwanya dan suci badanya.
Seorang muslim yang
kembali kepada fitrohnya selain sebagai abid [hamba Allah] yang bertakwa, ia
juga akan memiliki kepekaan sosial yang tinggi peduli kepada lingkungannya.
Itulah beberapa indikator dari gambaran seorang yang kembali kepada fitrahnya
setelah selesai menunaikan ibadah shaum Ramadhan sebulan lamanya, dan itu akan
tampak pada dirinya setelah selesai puasa ramadhan,mulai hari ini dan
seterusnya.
Namun bila ketiga ciri fitrah tersebut tidak tampak pada
diri seorang muslim mulai hari ini dan hari-hari berikutnya, maka berarti
latihan dan pendidikan puasa Ramadhan yang telah dilakukannya selama sebulan
tidak berhasil, karena ia tidak mampu kembali kepada fitrahnya. Semoga dengan
kembalinya semua warga masyarakat muslim di negeri ini kepada Fitrahnya,
cita-cita Negara kita menjadi Negara yang Adil dan Makmur, Gemah Ripah Loh
Jinawi, Gemah merenah tur tuma’ninah dibawah ridha Allah SWT atau dengan
istilah agama Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghoffur.
Dalam kesempatan berlebaran di hari raya yang suci ini, mari
kita satukan niat tulus ikhlas dalam sanubari kita, kita hilangkan rasa benci,
rasa dengki, rasa iri hati, rasa dendam, rasa sombong dan rasa bangga dengan
apa yang kita miliki hari ini. Mari kita ganti semua itu dengan rasa kasih
sayang&rasa persaudaraan. Dengan hati terbuka, wajah yang berseri-seri
serta senyum yang manis kita ulurkan tangan kita untuk saling bermaaf-maafan.
Kita buka lembaran baru yang masih putih, dan kita tutup halaman yang lama yang
mungkin banyak terdapat kotoran&noda seraya mengucapkan Minal Aidin
Walfaizin Mohon Ma’af Lahir dan Batin. Semoga Allah SWT, selalu memberikan
pertolongannya kepada kita semua. Oleh karena itu marilah kita jadikan Idul
Fitri tahun 2014 ini berbeda dengan Idul Fitri di tahun-tahun sebelumnya karena
kita baru saja telah melaksanakan pesta demokrasi pemilihan presiden. Walaupun
kemarin beda pilihan itulah seninya berdemokrasi, mari merajut kembali dan
maksimalkan bersilaturahmi untuk meminta maaf, memberi maaf dan menjadi seorang
pemaaf. Jangan biarkan kedengkian dan kebencian merasuk kembali ke jiwa kita
yang telah suci. Sumber : MuslimMediaNews
"Selamat Idul Fitri 1435H , Mohon Maaf Lahir Bathin , Taqqaballahu Minna Wa Minkum..."